Pada artikel kami sebelumnya dengan judul Undang Undang Arsitek Telah Diresmikan, diketahui bahwa pemerintah telah meresmikan UU Arsitek yang terdiri dari 11 bab dan 45 pasal. Undang-Undang ini dikeluarkan agar arsitek bisa memberikan kontribusi pada pembangunan nasional.

Selain itu, diharapkan keterlibatan arsitek tersebut bisa memajukan pembangunan di Indonesia dan menunjukkan karakter dan identitas bangsa agar dapat melestarikan dan menjaga budaya lokal dalam setiap perancangan fisik bangunan di segala bidang.

UU Arsitek ini nantinya akan memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi profesional arsitek dan masyarakat pengguna jasa arsitek tersebut. Arsitek dituntut untuk lebih bertanggungjawab terhadap karyanya, menjaga mutu karya nya dan meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Dengan adanya undang-undang ini, arsitek juga dapat dipidana jika terjadi kesalahan arsitektur.

UU ini mirip dengan UU profesi lain, seperti UU Kedokteran. Sebagai upaya menjamin kompetensi arsitek, maka diperlukan standardisasi profesi arsitek yang mencakup standar pendidikan, program profesi, dan standar kinerja arsitek.

Selain itu, UU Arsitek juga mengatur kerja sama antara arsitek lokal dan arsitek asing yang bekerja di Indonesia. Yang menjadi penanggung jawab nantinya adalah arsitek lokal, bukan arsitek asing.

Ketika UU Arsitek sudah diterbitkan, SKA Arsitek yang sebelumnya telah diterbitkan akan otomatis berubah menjadi STRA yang diterbitkan oleh Dewan Arsitek. Arsitek yang baru akan mengajukan STRA harus menyerahkan lampiran ijazah S1 Arsitekur dan transkrip, terlebih dahulu mengikuti magang sekurang-kurangnya 2 tahun di biro arsitek, mengikuti penataran kode etik dan tata Laku Profesi Arsitek minimum 2 kali penataran Strata dan lulus uji kompetensi sesuai dengan standar kompetensi arsitek, melunasi iuran anggota biasa sampai dengan tahun berjalan dan bersedia di wawancara

Sumber: Situs Resmi IAI, Housing Estate