Thursday , July 2 2020
Home / News / Info / Mahalnya Harga Tanah, Apakah Masih Ada Harapan?
Mahalnya Harga Tanah
Mahalnya Harga Tanah

Mahalnya Harga Tanah, Apakah Masih Ada Harapan?

Melambungnya harga tanah membuat banyak masyarakat gelisah. Apakah Anda salah satunya? Walaupun memang benar infrastruktur dan perkembangan kota Jabodetabek adalah hal yang sangat membantu kondisi masyarakat, di sisi lain hal ini juga menyebabkan mahalnya harga tanah.

Bagi yang mempunyai impian untuk memiliki tanah atau membangun rumah di atas lahan tersebut mungkin harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan dana awal untuk membayar biaya yang tidak sedikit. Jika memang demikian, apakah masih ada harapan?

Source: lamudi.co.id

Perumnas Mengeluhkan Mahalnya Harga Lahan di Jabodetabek

Dilansir dari Bisnis Ekonomi, Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) mengeluhkan soal keterbatasan dan mahalnya harga tanah, khususnya di Jabodetabek.

Menurut Direktur Utama Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas) Bambang Triwibowo, Perumnas awalnya masih diberikan lahan oleh pemerintah untuk mengembangkan kawasan hunian di Jabodetabek. Namun, seiring waktu, program pemberian lahan dari pemerintah tidak lagi dilakukan.

Source: setara.net

Padahal, kata Bambang, data yang diperolehnya mencatat bahwa daerah-daerah di Jabodetabek yang paling banyak memerlukan rumah dengan persentase sekitar 67 persen.

“Tanah di sana [sekarang] sudah mahal sekali sehingga kalau kami harus bersaing membeli tanah dengan swasta, maka kami pasti akan kalah, terlebih jika harus menjual untuk rakyat kecil,” katanya.

Source: berkabar.id

Tak jarang, untuk menyiasati keterbatasan lahan tersebut pihaknya bekerja sama dengan PT KAI (Persero) untuk memanfaatkan lahan sebagai pengembangan kawasan hunian dengan konsep transit oriented development (TOD).

“Karena keterbatasan tanah, kami kerja sama dengan BUMN yang kebetulan tanahnya ada, sehingga kami kerja sama dengan KAI untuk kembangkan TOD,” ucapnya.

Mahalnya Harga Tanah

Baca juga: Banjir Jakarta 2020 Menyambut Tahun Baru Masyarakat Ibu Kota

Harga Tanah Industri Dipatok ‘Selangit’

Berdasarkan laporan Cushman & Wakefield: “Greater Jakarta Industrial Estate March 2019” Harga rata-rata lahan industri Jabodetabek dan sekitarnya rata-rata berkisar Rp 2.595.000/m2, sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia.

Pada periode itu, harga lahan industri tertinggi masih di Jakarta mencapai Rp 5,75 juta/m2. Posisi kedua ditempati Tangerang Rp2.6 juta/m2, Bekasi Rp2,495/m2, Bogor Rp2 juta/meter.

Source: rumahdijual.com

Sedangkan harga yang masih lebih rendah antara lain di Karawang dan Purwakarta Rp 1,932 juta/m2 dan Serang Rp1,675 juta/m2.

Secara rata-rata harga lahan industri di daerah-daerah tersebut memang ada tren kenaikan setidaknya sejak triwulan I-2010 pada waktu itu rata-rata harga lahan industri masih berkisar Rp 750 ribu/m2, lalu pada triwulan II-2015 menembus Rp 2,5 juta/m2. Setelah itu hingga triwulan I-2019 harga tanah di kawasan industri rata-rata bertahan di angka Rp 2,5-2,6 juta/m2, di sisi lain serapannya kawasan industri makin susut. Lonjakan harga baru terjadi pada triwulan I-2019.

Source: databoks.katadata.co.id

Harga Rumah Juga Kian Mahal, Salah Siapa?

Selain mahalnya harga tanah, dilansir dari CNBC Indonesia, tingginya harga rumah dan ruwetnya perizinan dalam pengembangan lahan menjadi faktor penurunan penjualan properti residensial menurut Survei yang dirilis Bank Indonesia pada pertengahan Agustus 2019. Masih menurut survei yang sama, dua faktor lainnya adalah melemahnya daya beli dan tingginya suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).

Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia dilakukan terhadap sampel pengembang proyek perumahan di 18 kota di Indonesia. Adapun data yang dikumpulkan mencakup harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan berjalan, serta perkiraan harga jual rumah pada triwulan berikutnya.

Source: aetra.co.id

Di tingkat pemerintah daerah, dua faktor pertama—tingginya harga dan permasalahan birokrasi pengembangan lahan—masih bisa dibenahi. Sedangkan melemahnya daya beli dan tingginya suku bunga KPR di luar kendali pemerintah daerah. Membenahi segala macam birokrasi perizinan berarti menghemat waktu dan biaya pembangunan. Pada akhirnya, perizinan yang efisien akan mengurangi harga rumah yang harus dibayar masyarakat. Sebab, perizinan merupakan hulu pembangunan perumahan.

Jadi, Apakah Masih Ada Harapan?

Sebenarnya bisa saja, jika Anda memulai investasi tanah sejak dini. Pada dasarnya, kita tidak punya kontrol terhadap mahalnya harga tanah. Dan jika memang rencana investasi baru dimulai sekarang, tidak apa-apa; Anda hanya harus bergerak lebih cepat.

Source: smartinvestment2016.com

Secara umum, jika ingin membeli properti berarti kita harus memikirkan biaya yang tentunya tidak bisa dikatakan murah. Bicara properti berarti berbicara uang yang banyak. Apakah Anda sudah mempersiapkannya? Berapa yang sudah ditabung? Apakah sudah cukup untuk membeli rumah/tanah? Baru cukup sebagai uang muka (down payment/DP) atau belum menabung sama sekali? Berbagai hal ini harus dipikirkan.

Rumus standar yang bisa digunakan saat Anda menabung adalah, 40% pendapatan per bulan bisa digunakan untuk tabungan DP, 10% untuk biaya proteksi (asuransi dan sebagainya), dan 50% untuk gaya hidup.

Membeli tanah tentulah lebih murah ketimbang harus membeli rumah, karena belum ada bangunan yang berdiri di atasnya. Membeli tanah bisa menjadi langkah yang baik, karena Anda bisa memilih di sekitaran kota. Jika di pinggiran, Anda bisa memiliki tanah yang lebih luas.

Sumber: Bisnis Ekonomi, CNBC Indonesia, Rumahku

Source: ritakerins.com

Begitulah informasi-informasi terbaru yang telah kami rangkum mengenai mahalnya harga tanah.

Baca juga: Hubungan Indonesia dan Australia untuk Masa Depan Lebih Baik

Dengan banyaknya program hunian murah di ibukota, diharapkan masyarakat yang masih kesulitan menemukan tempat tinggal dapat terbantu di kemudian hari. Bagi Anda yang mungkin ingin membantu orang di sekitar Anda untuk ini, dan jika Anda memiliki properti berupa rumah atau apartemen untuk disewakan, cobalah jasa Saleshack yang mudah, murah dan cepat. Saleshack adalah jasa pemasaran properti yang hanya dengan IDR 399,000.00 nett saja, properti Anda sudah ditayangkan di 15 online channels di seluruh Indonesia. Sangat gampang dan tanpa biaya komisi tambahan, bukan?

About Devi Yulia

My life revolves around reading books, writing stories, watching series and movies, and listening to music.

Check Also

Resesi Ekonomi

Mungkinkah Resesi Ekonomi Lebih Mematikan Daripada COVID-19 itu Sendiri?

Seberapa mematikan resesi ekonomi yang diinduksi coronavirus? Satu studi baru-baru ini menunjukkan perlambatan ekonomi yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *