Tuesday , July 11 2023
Home / News / Info / Apa yang Melandasi Penyebab Jakarta Macet dan Bagaimana Mengatasinya?
Penyebab Jakarta Macet
Penyebab Jakarta Macet

Apa yang Melandasi Penyebab Jakarta Macet dan Bagaimana Mengatasinya?

Ibukota Indonesia, DKI Jakarta, selalu memiliki masalah klasik setiap tahunnya: macet. Istilah ini sendiri merujuk kepada situasi di mana kendaraan-kendaraan terjebak dalam lalu lintas yang tidak teratur dalam jangka waktu tertentu. Penyebab Jakarta macet sebenarnya sudah terpampang jelas di hadapan kita semua, tetapi sampai sekarang belum ada langkah dan gerakan pasti untuk mencari cara bagaimana mengatasi hal ini.

 

Pertumbuhan Kendaraan

Bagi Anda yang sudah sering berkutat dalam penatnya kemacetan Jakarta, tentunya Anda paham dengan baik bagaimana jumlah kendaraan yang terjebak di sekitar mobil atau motor Anda mempengaruhi fenomena ini. Berbagai macam jenis kendaraan menyesaki setiap penjuru jalan di Jakarta, dan hal ini pun berpengaruh kepada ketertiban lalu lintas dan menjadi penyebab Jakarta macet. Menurut catatan Polda Metro Jaya, jumlah kendaraan yang ada di Jakarta saat ini pun telah mencapai 20 juta kendaraan dan diperkirakan akan terus bertambah.

Angka ini tidak sejalan dengan pertumbuhan jalanan, di mana Jakarta hanya memiliki total panjang jalan 7.650 km dan luas jalan 40,1 km (0,26% dari luas wilayah Jakarta). Pertumbuhan jalan hanya 0,01% per tahun, padahal angka perjalanan di Jakarta mencapai 21 juta per harinya. Pengecilan jalan malah dilakukan untuk menyediakan jalur khusus Transjakarta, yang walaupun di satu sisi menguntungkan, tetapi juga mengakibatkan berkurangnya kapasitas kendaraan di jalanan.

Yang melandasi keinginan orang untuk terus membeli dan menggunakan kendaraan pribadi adalah preferensi keamanan dan kenyamanan jika dibandingkan dengan transportasi umum yang pada umumnya masih belum memadai. Orang-orang masih berdesakan untuk menunggu giliran kedatangan transportasi, bahkan tempat menunggunya pun masih terbilang kecil dan tidak nyaman.

 

Transportasi Umum yang Belum Memadai

Kembali ke poin penyebab Jakarta macet sebelumnya, masih banyak yang enggan atau malas untuk menaiki transportasi umum meskipun pemerintah telah menetapkan banyak regulasi menguntungkan untuk masyarakat Ibukota. Contoh transportasi umum yang paling populer adalah angkot (angkutan kota). Banyak yang tidak memilih angkot dikarenakan manajemennya yang (kebanyakan) buruk, seperti misalnya angkot yang sudah lama usianya masih dibiarkan beroperasi. Meskipun mesin atau bagian lainnya diperbaiki, angkot yang sudah tua tentunya tetap lebih beresiko jika dibandingkan dengan angkot yang lebih baru. Lalu, banyak yang masih menyayangkan pengendaraan angkot atau kopaja yang tidak tertib dan ugal-ugalan, padahal keselamatan penumpang di dalam dan kendaraan beserta orang sekitar adalah prioritas utama.

Baca juga: Bagaimana Keseluruhan Penjualan Apartemen di Jakarta pada Tahun 2018?

 

Penyebab Jakarta Macet

Copyright © Rukamen

 

Infrastruktur Ibukota

Kondisi infrastruktur yang tidak memadai juga menjadi penyebab Jakarta macet. Perbaikan mobilitas kota telah dijalankan pemerintah, walaupun masih tanpa perubahan berarti. Jaringan Transjakarta, LRT bahkan MRT telah ramai dikembangkan, tetapi karena kebanyakan masih terbatas di daerah administrasi kota Jakarta saja, jadinya tidak semua masyarakat dapat mengakses transportasi ini. Bagi yang bertempat tinggal agak jauh dari halte atau stasiun, tentunya mengharapkan angkutan kecil seperti angkot, kopaja atau metromini dapat menjadi moda pengumpan ketiga transportasi massal tersebut. Tetapi jika transportasi umum saja belum memadai, masyarakat pun berpikir untuk sekalian saja membeli kendaraan pribadi agar tidak perlu berkali-kali pindah atau transit dari pemberhentian yang satu ke yang lainnya.

(Inilah kenapa apartemen dekat akses transportasi umum sangatlah diminati. Jika Anda memiliki unit hunian dengan kelebihan ini, jangan lupa untuk selalu memasarkannya menggunakan layanan Saleshack. Saleshack membantu mengiklankan atau memasarkan semua jenis properti Anda, tidak hanya apartemen saja tetapi rumah, ruko, tanah hingga gedung perkantoran. Saleshack menawarkan cara cepat menyewakan apartemen dengan menayangkan iklan properti Anda di 15 online channels di seluruh Indonesia. Dengan eksposur luas seperti ini, Saleshack juga memberikan analisis perbandingan harga terbaik untuk menyewakan properti Anda.)

 

Berkaca pada Negara Singapura

Sebagai negara yang kecil tetapi dengan jumlah penduduk yang banyak, Singapura tetap berhasil menetapkan lalu lintas tertib kepada masyarakatnya. Kendaraan umum sudah sangat memadai, sehingga penumpang tidak perlu mengantri dalam waktu lama dan tanpa kondisi berdesak-desakan. Jika mereka tidak ingin menaiki transportasi umum, warganya bisa berjalan kaki di jalan trotoar yang rapi, tanpa takut merasa tidak aman atau tidak nyaman.

Sementara itu, Anda mungkin jarang melihat masyarakat Jakarta berjalan kaki ke tempat tujuan mereka, bahkan yang dekat sekalipun. Selain alasannya panas, kebanyakan trotoar di Jakarta juga masih memprihatinkan dengan kondisinya yang tidak dikelola dengan baik. Mau berjalan kaki pun jadi malas dan enggan. Banyak juga yang merasa tidak aman saat berjalan kaki karena alasan kriminalitas dan eksposur polusi, walaupun ini sebenarnya bisa saja berbeda dalam beberapa kasus.

Warga Singapura tidak begitu memiliki preferensi untuk membeli kendaraan, berkat regulasi pemerintah yang menetapkan pajak tinggi tergantung dari usia kendaraan yang dimiliki. Ada juga regulasi unik berkaitan dengan plat mobil yang dibedakan warnanya menjadi merah dan hitam. Warna merah berarti Anda dapat membawa mobil saat akhir pekan saja, sementara warna hitam berarti hari senin sampai jumat. Pajak untuk mobil berplat merah akan sedikit lebih murah dari plat warna hitam, tetapi tetap saja orang lebih memilih untuk menekan pengeluaran seperti ini dari kepemilikan kendaraan roda empat di sana.

Source: Sindonews, Tribunnews, Kompas

Baca juga: Kisaran Harga Apartemen di Jakarta pada Umumnya

About Devi Yulia

My life revolves around reading books, writing stories, watching series and movies, and listening to music.

Check Also

Resesi Ekonomi

Mungkinkah Resesi Ekonomi Lebih Mematikan Daripada COVID-19 itu Sendiri?

Seberapa mematikan resesi ekonomi yang diinduksi coronavirus? Satu studi baru-baru ini menunjukkan perlambatan ekonomi yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *